Dunia adalah sekolah, kampus kehidupan, afganistan, Irak, dan Palestina adalah universitas jihad. Para aluninya kini berbahagia menanti surge dan sementara merasakan nikmatnya taman surge dan wangi harumnya surge, Insya Allah. Pasar adalah kampus kejujuran. Kantor adalah kampus pelayanani jalanan kampus pengendalian diri. Pemukimn kumuh adalah kampus kepedulain, nah… saat teman membac isi blog ini, sesungguhnya kita sedang menempuh ujian . jangan kaget. Allah telah menitahkan,
(dialah Allah) yang telah menjadikan kematian dan kehidupan supaya ia menguji kamu sapa diantara kamu yang paling baik amalannya. Dan dia maha perkasa lag maha pengampun” (Q.S. Al-Mulk:2).
dan sesungguhnya kan kami berikan ujian kepada kamu dengan sedikit ketakuan dan kelaparan kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah kabar gebir bagi orang yang sabar (Q.S. Al-Baqarah : 155).
Hidup adalah ujian dan ujian perlu persiapan agar momentumnya dapat dirai penuh kesuksesan. Ujiannya sama api hasilnya berbedah , ya, kan..? ada yang lulus dan ada juga yang gagal. Ujian itu pasti, saat datang, tak perlu di hindari atau ditinggal lari , ia akan datang lagi. Begitu pun jangan juga mencari cari ujian… setuju..?
Mempersiapkan diri menghadapi ujian yang sesungguhnya
Lazimnya sebuah ujian, tentu ada kriteria penilaian. Aturan di tetapkan untuk di taati bukan untuk di langgar, Jadikan motivasi untuk berprestasi. Coba pikirkan bila semua yang berlaku sama kita semuanya semau kita, tanpa batasan, ukuran, dan penilaian, sulit untuk menentukan. Nah.. justru
“orang yang memahami keterbaasan itulah orang yang cerdas “ berprestasi ditengah keterbatasan, itulah pahlawan. “ alif laam miim. Apakah manusia itu mengirah bahwa mereka di biarkan saja mengatakan: kami telah beriman sedang mereka idak di uji lagi ? dan sesungguhnya kami telh menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang –orang yang benar dan sesungguhnya ia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Q.S. Al Ankabut : 1-4).
“orang yang memahami keterbaasan itulah orang yang cerdas “ berprestasi ditengah keterbatasan, itulah pahlawan. “ alif laam miim. Apakah manusia itu mengirah bahwa mereka di biarkan saja mengatakan: kami telah beriman sedang mereka idak di uji lagi ? dan sesungguhnya kami telh menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang –orang yang benar dan sesungguhnya ia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Q.S. Al Ankabut : 1-4).
1. Ujian harus sulit
Kalau mudah tau dimudah-udahkan, tentu tidak menantang. Ngak asik dan gak beda, antara yang lulus dan yang lolos, yang lulus dan yang bolos; yang serius dan yang ceplas ceplos, dsb. “sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” ujian itu proses seleksi, kesulitan merupakan tantangan. Seleksi siapa yang paling layak. Kesulitan adalah forqon, garis pembeda mana emas mana loyng, mana kawan mana lawan, mana sabahat mana penghianat, seperti orang munafik dalam perang uhud, mereka berhianat di tengah jalan.
2. Ujin bukan mustahil
Bisa ditempuh asal sungguh-sungguh, bila ujian itu mustahil, tentu tidak berguna tidak bias membedakan antara prestasi dan frustasi .” Allah tidak membebani seseorang elainkan sesuai dengan kesanggupannya (Q.S. Al-Baqarah : 286). Ujian adalah tanggung jawab pribadi yang mesti di emban. Ujian adalah pembangkit himmah (hasrat atau semangat). Untuk membentuk manusia menjadi pribadi yang utuh dan positif
Manusia adalah manusia, bukan Malaikat, apalagi hewan atau binatang, manusia adalah makhluk istimewah karena Allah telah menyempurnakan ciptaannya ia lebih musli daripaa malaikat sebab ia diberikan Akal untuk bersyukur dengan menggunakan pendengaran, penglihatan dan hatinya, namun bias terjatuh ayaknya binatang ternak bahkan lebih sesat lagi, menjai syetan terlaknat apabila akal dan pikirannya tidak di mamfaatkan. Yakinlah kita pasti sanggup menghadapi ujian. Toada menyerah sebelum berdarah-darah, mengerahkan kemampuan maksimal be powerfull of hero. Kuncinya bersihkan hati biar ringan menghadapi ujian. “sungguh beruntung orang yang memberishkan jiwa dan sungguh celaka orang yang mengotorinya”.
3. Ujian harus seimbang
Sulit bagi pecundang tapi mudah bagi pemenang. Hukum Allah berlaku kesuksesan bagi pejuang . kebahagian bagi pahlawan mereka aktif mencari pahala. Dan orang yang berjihad untuk mencari ke ridhoan kami, benar benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar benar bersama dengan orang orang yang barbuat baik. (Al ankabut : 69). Ujian itu pasti setara dengan kemamuan kita. Selaras dengan kondisi kita. Persiapkan diri kita untuk ujian yang lebih berat lagi. Seperti pohon yang semakin tinggi maka semakin tinggi pula terpaan angin yang menghempasnya. Ujian tidak cukup hanya dengan menemukan jawabannya melainkan juga temukan cara lebih baru dan sesuai dengan tuntunan.
4. Tak ada keenangan tanpa ujian
Mau gak di berikan ijaza sarjana tanpa kuliah …? Tanpa skripsi yang penting bayar 10 juta langsung dapat gelar S-1 ..? kalau mau kasiahan…!!! Menurut para pendaki bukan di puncak gunung itu nkmat melainkan jalan menuju puncak gunung lah yang paling nikmat dan tak terlupakan keindahanya. Menurut para pengantin baru bukan malam pertama yang paling nikmat melaikan penantian puasa syahwat itulah yang membuat malam pertama jauh lebih nikmat.
Seorang pemudah bertanya kepada imam syafi’i . ya.. abu abdillah, mana yang lebih baik antara seorang yang di berikan ujian dengan orang yang kemenangan ..? dengan bijak ia menjawab “kemenagan akan terwujud setelah orang mendapat ujian,Allah SWT telah menguji Nabi Nuh , Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad SAW. Ketika mereka bersabar atas ujian yang Allah berikan, Maka Allah kokohkan kedudukan mereka. Jangan seorang pun dari kalian yang merasa lepas dari rasa sakit.”
0 komentar:
Posting Komentar